Artikel ini sebelumnya pernah tayang di blog-ku satu
lagi www.nisyarifiani.blogspot.com. Artikel ini
aku pindah ke blog ini karena memang blog ini jadi semacam jurnal yang mencatat
pengalamanku dan ketertarikanku about beauty and fashion. Nah, karena artikel
ini pas banget temanya…
Oke,
langsung disimak aja ya… :)
CANTIK DENGAN LURIK
Review
Pagelaran Busana Lurik
−
Nisya Rifiani −
Pada
medio Desember 2011 aku berkesempatan menghadiri acara Fashion Show &
Pemutaran Film Dokumenter LURIK JAWA : Perjalanan Kesederhanaan – sebuah
pagelaran tunggal oleh Ninik Darmawan.
Apa yang terbayang di benak kita ketika mendengar kata ‘Lurik’?
Mungkin
sebagian besar dari kita berfikir lurik adalah kain tradisional
jawa − yang sering dijadikan seragam surjan supir andong, seragam
prajurit keraton, atau bahkan stagen mbok-mbok jamu gendong. Kuno banget kan…
Eits, jangan salah! Di tangan Ninik
Darmawan lurik bisa dikreasikan menjadi sandang modern bernilai seni
tinggi…
Fashion Show & Pemutaran Film Dokumenter LURIK JAWA : Perjalanan Kesederhanaan –
merupakan pameran karya tunggal Ninik
Darmawan. Ninik Darmawan atau yang biasa kusapa Tante Ninik, ialah fashion
designer asal Jogjakarta yang mempunyai ketertarikan pada kain lurik. Tante
Ninik juga adalah ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI)
Yogyakarta.
Tante Ninik Darmawan
Foto
: Istimewa
Fashion
show gelaran Ninik Darmawan ini mengusung title “Lurik
Sepanjang Masa – Rare Simplicity”. Event ini digelar pada hari Rabu, 21
Desember 2012 di Kraton Ballroom, Royal Ambarukmo Hotel, Yogyakarta. Sesuai
temanya, semua memang digelar dalam kesederhanaan. Tak ada panggung catwalk,
model hanya berjalan di sebuah track diantara ratusan tamu yang hadir.
Acara
fashion ini dibarengi pula dengan pameran foto, pameran motif lurik,
pemutaran film dokumenter, peluncuran buku, hingga bazaar kain lurik yang memboyong
langsung para pengrajin kain lurik yang berasal dari berbagai daerah. Yup,
Tante Ninik juga mengundang para perajin lurik dari seluruh DIY dan Jateng.
Sedangkan, film dokumenter tentang kain lurik ini juga dikonsep oleh Ninik Darmawan sendiri. Acara ini
didukung penuh oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.
Bagi
Tante Ninik Darmawan, event show
tahunan ini merupakan salah satu upaya mempublikasikan dan mempopulerkan kain lurik
kepada khalayak luas serta sebagai salah satu usaha pemberdayaan terhadap kain
tradisional jawa ini. Selain mengenalkan lurik dan motif-motifnya, juga
untuk menggali potensi kain maupun pengrajinnya – dan mengarahkannya pada
bisnis.
“Pagelaran
ini juga berkaitan dengan pengembangan ukuran benang, motif, SDM dan warna dari
tenun lurik,” tutur Tante Ninik Darmawan.
Menurut pengamatan Tante Ninik, lurik sebagai kain tenun tradisional
yang kesulitan mendapat tempat bahkan di daerah asalnya sendiri. kecintaannya
pada lurik memberikan semangat untuk memajukan lurik, industri lurik, dan para
pengrajinnya .
Ninik Darmawan merasa perlu terus-menerus mengangkat
potensi lurik supaya memiliki nilai budaya, sosial, dan ekonomi.
“Kondisi lurik sekarang semakin terpuruk. Fungsinya tidak berkembang, misalnya
hanya dipakai oleh prajurit dan abdi dalem,” lanjut perempuan bernama asli Dwi
Suwityantini ini. Tante Ninik juga menyayangkan kondisi lurik tak mampu
mengikuti era. “Padahal masa telah berubah, tetapi masyarakat makin lama malah
tidak membutuhkan lurik. Saya sudah
melakukan penelitian tentang lurik, ada 60 motif lurik. Saya ingin membangun
image lurik berkarakter sederhana,” jelasnya.
Sumber
Dokumentasi Foto :
Koleksi busana lurik Ninik Darmawan memunculkan keindahan
lurik dalam sebuah kesederhanaan.
Dokumentasi
lainnya dapat dilihat di :
First
Exsperience…
Hadir
dalam acara fashion show tunggal seperti ini adalah pengalaman pertama
bagiku. So Amazing! Dapat undangan khusus, dan duduk diantara tamu
kehormatan lainnya. Makin Amazing!
Sebelumnya,
nggak pernah menyangka bisa hadir dalam acara keren seperti ini. Aku
mendapatkan undangan fashion show ini dari anaknya Tante Ninik, Rani Dewayani.
Aku mengenal Rani dari teman-teman komunitas cosplay Jogjakarta. Rani sendiri adalah seorang cosplayer yang sudah sering membawakan
berbagai karakter dan kostum yang unik-unik. Oya, aku bisa hadir di acara
fashion show ini juga nggak lepas dari campur tangan Mbak Rachma Setyaningrum
yang mengenalkan aku dengan Rani. Mbak Rachma ini juga cosplayer lho…
Pas
hari H, aku datang bersama rani dan rombongan cosplayer lainnya yang udah pakai kostum yang unik-unik. Ada
sekitar 15-an orang cosplayer yang
datang pada acara ini. Tante Ninik memang sengaja mengundang para cosplayer untuk meramaikan pagelaran
fashion-nya ini. Bahkan ada tempat duduk khusus untuk kami, letaknya juga
strategis ada di bagian depan di dekat layar utama. Ecieh, tamu vvip nih
ceritanyaaa…
My
Dresscode
Sebenernya
bingung juga mau pakai baju apa pas dateng ke acara ini, takut saltum alias
salah kostum. Secara aku bukan cosplayer
gitu loh… Okey, paling aman apakai batik aja lah. Aku pilih batik motif Madura,
berwarna putih dengan ornament dominan merah marun. Jilbabnya akhirnya merah
marun juga… Okey, ‘kostum’ ini cukup lumayan kan buat gaul di acara fashion
showkayak gini. Bisa membaur dengan tamu undangan lainnya dan tentu saja nggak
kelihatan norak kalau disandingkan dengan cosplayer
lainnya hehehe…
B9.
Udah kayak Cherrybell kan... hehehee...
Diantara
Temen-Temen Cosplay
Cakep ya pohon natalnyaa...
−
Review by : Nisya Rifiani / January 2012 –
0 comments:
Posting Komentar